Dulu, diawal-awal kerjaku disaat internet belum seheboh sekarang, belum lahir Fcebook, twitter,  chat room seperti YM atau BBM, aku pernah diberikan seorang sahabatku cerita menyedihkan ini. 

Pertama kali membacanya, aku menangis dan terus menangis. Aku mungkin masih belum menikah waktu itu, tapi aku bisa merasakan penyesalan pasangan suami istri ini dan kesedihan mereka. Dan ini menjadi salah satu kisah inspiratif yang paling kusukai  dan kuingat

Sekarang setelah aku menjadi ibu dari 2 putra putriku, aku mencoba untuk sedikit saja  bersabar untuk tidak tersulut emosi.
Aku memang masih belajar untuk tidak menjadi " ORANG TUA SUMBU PENDEK " .
Dan cerita ini menjadi salah satu refleksiku dalam proses belajar ini.

.....
Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar
meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak
tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun.
Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk
bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang
dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai
tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari
marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru
ayahnya. Ya... karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak
jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan
kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin
menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka
ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya,
gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut
imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu
rumah.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil
yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama
lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus
menjerit, 'Kerjaan siapa ini !!!' .... Pembantu rumah yang tersentak
dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah
padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi
diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ' Saya tidak
tahu..tuan.' 'Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?'
hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari
kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata 'DIta yg membuat gambar itu
ayahhh.. cantik ...kan!' katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja
seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang
ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2
ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis
kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si
ayah memukul pula belakang tangan anaknya.

Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas
dengan hukuman yang dikenakan.
Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa... Si ayah cukup
lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya.
Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut
menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil
luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil
menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga
menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si
pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan
anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah
tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. 'Oleskan
obat saja!' jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang
menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi
pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah
menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari
bertanya kepada pembantu rumah. 'Dita demam, Bu'...jawab pembantunya
ringkas. 'Kasih minum panadol aja ,' jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk
kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita
dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu
badan Dita terlalu panas. 'Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00
sudah siap' kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah
dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit
karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap
dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. 'Tidak ada pilihan..' kata
dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong
karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut...'Ini sudah
bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus
dipotong dari siku ke bawah' kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan
terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti
berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata
isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan
pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan
habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua
tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian
ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua
menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan
air mata. 'Ayah.. ibu... Dita tidak akan melakukannya lagi.... Dita tak
mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi... Dita sayang ayah..
sayang ibu.', katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa
sedihnya. 'Dita juga sayang Mbok Narti..' katanya memandang wajah
pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

'Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak
akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?...
Bagaimana Dita mau bermain nanti?... Dita janji tdk akan mencoret2 mobil
lagi, ' katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar
kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah
terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada
akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan
ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski
sudah minta maaf...

Tahun demi tahun kedua orang tua tsb menahan kepedihan dan kehancuran
bathin sampai suatu saat Sang ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya
dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi...,
Namun...., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tsb
tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..

ada yang mau memberi tanggapan???

haha.. selimutan ah.. teetep cantikkan?

Copy dari Note FB
 ·  ·  · Share · Delete
  • Sepcilea Ispengi and Martha Roza like this.
    • Heni Trimarsari suguh kejam ke dua orang tuany demi sebuah mobil harus menukar ke dua tangan putriny,sedih nian yuk ceritony tanpa sadar netes banyu mato nih.
      Friday at 1:51pm ·  ·  1
    • Q Masih Ufita aku pernah melihat cerita ini di tv (acara apa ya?....lupa), tp yg di potong cuma tangan yg kanan.....
      Friday at 2:06pm ·  ·  1
    • Yunita Hentika Heni Trimarsari, iyo dek, betapa mahal harga yang harus dibayar dari sebuah emosi yang tak dapat dikendalikan, ayuk jg sering marah2 , sampe sekarang, kadang dengan mengkambinghitamkan capek, kesal sma suami, stress pekerjaan kita bisa sangat lupa diri..
      Friday at 2:08pm · 
    • Yunita Hentika Q Masih Ufita, ini mungkin versi lama mbak, udah jadul file tahun 2001an, tapi masih sangat menyentuh sampe sekarang...
      Friday at 2:09pm · 
    • Q Masih Ufita owh....q liatnya baru aja kok, kr2 1 bln yg lalu....malah q jg sempet meneteskan air mata pas liatnya. Mungkn acar d tv itu mengadopsi dr cerita itu.....(acaranya tu pas yg kaya' ambil hikmahnya gt ;aah..
      Friday at 2:11pm · 
    • Yunita Hentika Q Masih Ufita, ah mungkin TransTV hikmah kehidupan atau apa gitu yang durasinya singkat2 itu ya mbak? iya sediiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiih! kok tega yach????
      Friday at 2:30pm · 
    • Heni Trimarsari iyo yuk kadang karena kerjaan atau krn suami kadang anak2 jd korban tp klo mereka sudah tidur suka nangis lihat mereka baru nyadar klo mereka adalah malaikat2 kecil q yg selalu memberikan semangat hidup.
      Friday at 2:36pm · 
    • Q Masih Ufita iya gitu dech....q lupa,...tp ingat bgt critanya...
      Friday at 2:43pm · 
    • Q Masih Ufita aku suka baca2 tulisanmu tik.....bagus...nti kl udah nerbitin buku, q d kasih gratis ya.....hahaha..
      Friday at 2:44pm · 
    • Yunita Hentika Q Masih Ufita, alhamdulillah ada yang suka.. kemarin dibilangin bukunya dah terbit tapi belum diinfokan lagi... haha, aku lagi belajar nih mbak Ufit, doain yach mungkin duniaku disini ( jadi penulis beneran ). hehe
      Friday at 2:46pm · 
    • Q Masih Ufita apa judulnya?....coba kirim k trawas po'o....gratis utk perkenalan...
      Friday at 8:01pm · 
    • Yunita Hentika Q Masih Ufita DEAR MAMA, berisi kumpulan surat untuk ibu, antologi ( karya keroyokan ) kemarin ada even audisimenyambut hari ibu.
      Saturday at 11:29am ·  ·  1
    • Dnick Tyan Ya ampun butikkkkkk......jd teringat betapa aq merindukan seorang anak huk huk huk.....#asyem isuk2 wes garai sesek dodoku#
      Saturday at 11:59am ·  ·  1
    • Yunita Hentika Dnick Tyan. cup cup cayang, jangan nangis.. insyaAllah Tuhan akan menjawab doa kita, amin...
      Saturday at 12:06pm · 
    • Yunita Hentika Martha Roza, pa khabar ??? miss u
      Saturday at 5:40pm · 
    • Sepcilea Ispengi sediiihnya...yuuuk,,,kalo bukunya terbit info ya...must have tuuuu...
      Yesterday at 9:36am · 


0 comments:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

www.penulistangguh.com. Diberdayakan oleh Blogger.