AMAZING BROMO


Waktu itu bulan  September, tahun 2010. Teman kantor mengajakku liburan yang seru-seruan buat refreshing. Setelah ngobrol  singkat, akhirnya kita memutuskan untuk berangkat ke Bromo. Jujur, pertama dengar Bromo, aku langsung ngeri. Banyanganku cuaca yang ekstrim dingin, hujan deras yang tak pernah berhenti, rute yang pastinya melelahkan sampai ketakutan gunung meletus. Tapi dengan rayuan maut dari mereka, aku akhirnya ikut juga.

Perjalanan, kami tempuh dengan dua mobil milik temanku. Kami berangkat bertujuh, 5 cewek, dan 2 cowok. Perjalanan sih seru banget, camilan yang melimpah, dengerin lagu-lagu keren dari MP3, sampai foto-fotoan narsis di dalam mobil.  Sampai di  Probolinggo  hari sudah cukup gelap, hampir maghrib dan hujan tak berhenti mengguyur dengan derasnya sejak jam 3 sore. Keliling cari penginapan nggak nemu-nemu.

Akhirnya kami nginep di hotel X. Hmm.. udaranya super dingin, teman-teman udah mulai pakai baju hangat sampai 3 lapis, pakai kaos kaki, kupluk dan sarung tangan. Pokoknya ketutup semua kecuali muka. Nggak ada yang berniat mandi, tapi karena badan berasa kotor dan nggak terbiasa kalau tidak mandi sebelum tidur, aku nekat mandi juga. Guyuran pertama rasanya kayak disetrum saking dinginnya,  tapi kuteruskan. Bahkan sampe keramas. Selesai mandi, cepat kuoles seluruh tubuh dengan minyak kayu putih dan memakai semua perlengkapan eskimoku.

Acara jagung bakar, rebus kacang sampai makan pop mie rasanya seru abis.  Kami bahkan sempat curhat gila-gilaan, joget bareng diiringi petikan gitar  temanku. Lagunya “kopi dangdut“ haha.. Nggak terasa udah jam 12 malam, udara semakin menusuk, dan kami akhirnya  menuju kamar untuk istirahat, karena jam 3 harus siap dijemput jeep untuk perjalanan selanjutnya.

Tepat jam 3,  kami berangkat dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka, dan dingin yang menusuk tulang membuatku hampir menyerah. Setelah perjalanan panjang berkelok kelok dengan jeep, menembus lautan pasir, jalan kaki dengan rute mendaki, berusaha menembus pekatnya pagi diantara ratusan orang disekitar kami. Akhirnya semua terbayar lunas. Betapa itu adalah sunrise  terindah yang pernah kusaksikan. Kami tak mampu berkata-kata. Semuanya takjub dan menikmatinya dalam keheningan.

Ketika matahari terbentuk bulat sempurna, kami beranjak turun dan menuju kawah Bromo. Menepis ketakutanku, aku beranikan diri naik kuda dengan jalan yang sungguh terjal dan mengerikan, menapaki bongkahan-bongkahan batu, melompat diantara lubang-lubang yang tak terduga, menaiki ratusan tangga  dengan sisa tenaga yang ada. Ternyata aku bisa.

Melihat kebawah, uap belerang memutih menutupi kawah. Aku kembali tak mampu berkata. Berjarak dua meter dari tempatku duduk, ada turis manca negara yang berusaha mengajakku bicara. Tak membuang kesempatan, kami bercakap ringan tentang Bromo, hitung-hitung latihan bahasa inggris. Sebelum pulang, aku memintanya berpose denganku, dan cekrek...cekrek..cekrek.., akhirnya selesai. Namanya Peter dari Albani Inggris. What a wonderful holiday. Akhirnya  tepat jam 10, kami meninggalkan Bromo, menuju kedai nasi pecel di perjalanan pulang. Sungguh liburan seru yang tak terlupakan. Bromo, just wait, and  I’ll be back to find another miracles n Peter...!!!!

Copy dari Note FBku

0 comments:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

www.penulistangguh.com. Diberdayakan oleh Blogger.